Minggu, 07 November 2010

Komunikasi

Membahasakan suatu istilah atau mendefinisikan sebuah benda tidak harus memiliki redaksi yang sama dengan definisi yang telah dituliskan oleh para ahli. Pemahaman pada sebuah objek tentu relatif sekali sifatnya, tergantung dari perspektif apa dia dipahami oleh seseorang yang ingin mendefinisikannya dan sejauhmana relasi antara pengetahuannya tentang objek tersebut dengan gaya komunikasi yang dia miliki agar pesan yang ingin disampaikannya difahami oleh orang lain.

Ketika kita menanyakan kepada seseorang tentang definisi sebuah kursi, maka kita akan mendapatkan banyak definisi tentang sebuah kursi. Beberapa orang yang saya tanyakan memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai perspektif masing-masing. Dan semua definisi yang mereka utarakan dapat difahami dan dimengerti bahwa yang mereka maksud adalah memang kursi.

Si A mendefinisikan kursi sebagai sebuah benda yang digunakan untuk tempat duduk, dia mendefinisikannya sesuai pandangannya yang berorientasi pada kegunaan kursi itu sendiri. Sedangnkan si B mendefinisikan kursi sebagai sebuah benda yang memiliki kaki empat dan dan digunakan untuk tempat duduk dan bersantai-santai. Sementara si C menggambarkan bahwa kursi adalah sebuah benda yang dibuat sedemikian rupa dan memiliki kaki satu yang digunakan untuk tempat duduk. Dua yang terakhir ini cenderung mendefinisikan kursi dari perspektif bentuk dan kegunaan benda tersebut.

Jika kita bertanya kepada orang yang bekerja atau pemilik bisnis furniture, maka kursi mungkin akan didefinisikan dengan bahasa yang lain dan perspektif yang berbeda yang mungkin saja terselip kalimat yang sedikit provokatif agar orang-orang terdorong untuk membeli kursi yang mahal di tokonya.

Komunikasi Menurut Para Ahli
Komunikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari keseharian kita, baik di bidang politik, agama, hukum, sosial maupun bisnis. Beberapa ahli mendefinisikan komunikasi dengan redaksi yang berbeda-beda, tapi memilki pengertian inti yang sama. Sebagaimana kita mendefinisikan kursi di atas, mungkin para ahli berikut juga mendefinisikan komunikasi sesuai kapasitas dan perspektif masing-masing. Namun demikian, semua definisi tersebut memiliki unsur-unsur penting yang sama sehingga tidak menghilangkan makna substansi pada objek yang didefinisikan. Sebagaimana halnya 'kursi', maka tidak masalah dikatakan berkaki empat, tiga, satu bahkan tak berkaki, tetapi fungsinnya tetaplah sebagai tempat duduk.

Edwar Depari : (Komunikasi dalam Organisasi): Proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
James A.S. Stoner : (Manajemen) : Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
John R. Schemerhorn : (Managing organization behaviour) : Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

Definisi tersebut memiliki satu kesepakatan tentang definisi komunikasi, yaitu adanya pesan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media penyampai pesan. Dari beberapa definisi tersebut, terdapat beberapa unsur yang menjadi inti definisi komunikasi tersebut:
1. Adanya penyampai pesan (Komunikator)
2. Ada pesan yang akan disampaikan (Massage)
3. Adanya media untuk menyampaikan pesan (Media)
4. Adanya pihak lain yang menerima pesan (Komunikan)

Ketiadaan salah satu unsur komunikasi di atas menyebabkan komunikasi tak dapat dijalankan, setidaknya tujuan dari komunikasi yang dimaksud tidak dapat dicapai. Peran keempat unsur tersebut akan berlaku selama proses komunikasi berlangsung hingga komunikasi memiliki pengaruh yang dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap (attitude change), mengubah opini (opinion change), mengubah perilaku (behaviour change), hingga sampai pada titik dimana komunikasi tersebut dapat melakukan perubahan sosial (social change) sebagai bentuk nyata tercapainya tujuan komunikasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar