Senin, 10 Januari 2011

Sang Pencuri Yang Tak Bisa Ditangkap

Pencuri ada dimana-mana, di jalanan, di atas kendaraan, dalam rumah dan kamar bahkan di bank tempat kita menyimpan dana untuk menabung. Adakah kita tak pernah kecurian dari harta yang kita simpan? Jawabnya, kita semua pernah dan bahkan setiap saat digerogoti pencuri, dan pencuri itu tak pernah bisa ditangkap dan kita yang kecurian pun tak keberatan, rela saja.

Hari ini harga kebutuhan dasar di pasar merangkak naik, bersama isteri tercinta saya ikut belanja sambil survey kecil-kecilan; telor naik dari 900/butir menjadi Rp. 1.100 atau naik 22,22%; bawang merah dari Rp. 12.000/kg naik menjadi Rp. 16.000/kg atau naik 33,33%, Kentang dari Rp. 3.500/kg naik menjadi Rp. 7.000/kg, Cabai merah sebelumnya Rp. 20.000/kg sekarang sudah mencapai 50.000, atau naik 150%. Beras juga naik, tapi karena tidak ada belanja beras, belum sempat bertanya berapa kenaikannya. Hampir semua harga naik, kecuali tomat, hanya naik Rp. 1.000/kg. Ini hasil survey di pasar Bandar Buat, Padang.

Kenaikan harga tersebut jika dirata-rata, maka akan menghasilkan angka kenaikan harga sebesar 65,11%. Angka yang cukup fantastis tentunya. Jika kenaikan harga ini berlangsung dalam waktu yang lama dan terus-menerus, maka dapat menyebabkan inflasi. Inflasi menjadikan uang yang kita simpan menurun nilainya.

Dalam kasus harga di pasar Bandar Buat di atas, coba bayangkan, seminggu sebelumnya anda memiliki uang sebesar Rp. 200.000.-. Uang ini anda simpan untuk keperluan belanja di pasar minggu depan dengan asumsi tidak ada kenaikan harga; 3 kg cabai merah dengan jumlah total Rp. 60.000.-, bawang merah 2kg Rp. 24.000,- Kentang 3kg Rp. 10.500, telor 100 butir Rp. 90.000, Tomat 3kg Rp. 15.000, sehingga jumlah belanja keseluruhan adalah Rp. 199.500.-. Anda masih memiliki sisa uang Rp. 500.-

Tetapi ternyata asumsi anda melesat, karena seminggu kemudian harga-harga barang yang anda rencanakan sudah naik, sehingga untuk memperoleh semua barang tersebut, anda harus mengeluarkan uang sejumlah Rp. 331.000.- Uang yang anda simpan minus sejumlah Rp. 131.500. Atau dengan uang Rp. 200.000 yang anda simpan tersebut, seminggu kemudian anda harus mengurangi kuantitas barang belanjaan, atau membatalkan sebagian barang yang rencananya akan anda beli.

Uang anda telah dirampok karena nilainya tidak sama lagi dengan minggu lalu. Siapakah yang mau bertanggungjawab atas kehilangan nilai uang anda tersebut? Belum ada polisi khusus perampokan nilai uang. Inilah perampok yang tak bisa ditangkap, Inflasi adalah perampok yang kejam.

Kenaikan harga merupakan salah satu penyebab terjadinya inflasi. Sebagaimana menurut kamus Wikipedia, Dalam ilmu ekonomiinflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Bagi keluarga menengah ke bawah, untuk dapat terus memenuhi kebutuhan, maka dapat melakukan dan membentuk jaring pengaman dengan cara menanam cabai dan sayur-sayuran di pekarangan rumah, kurangi tanaman bunga, tukar sebagian dengan tanaman yang dapat dikonsumsi untuk menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga.


1 komentar:

  1. Tulisan ini sudah dimuat di media online Kompasiana:
    http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/01/11/sang-pencuri-yang-tak-bisa-ditangkap/

    BalasHapus